Kasus 1: Get over it!
Di
awal mantan masih sering curhat dan ngajak jalan bareng, kita senang
banget. Ternyata dia belum terbiasa tanpa kehadiran kita. Begitu
suasana makin garing, kita malah berdoa supaya mantan nggak melulu
bersikap posesif atau mengandalkan (plus mengganggu) kita lagi.
Mendingan....
-
Kalau nggak bisa dibilangin secara baik-baik, kita kudu tegas
memutuskan hubungan dengan mantan. Cuekin semua telepon dan SMS-nya
supaya dia segera nyadar dan nggak berharap lagi.
- Menghembuskan gosip bahwa kita sedang dekat/jadian dengan cowok keren lewat teman-teman mantan juga cukup ampuh, kok, bikin dia berpikir dua kali sebelum mencari kita.
Kasus 2: Belum lupa
Maunya,
sih, kita cepat lupa setelah putus dari si dia. Tapi rasanya seperti
ada sesuatu yang hilang setelah pacar jadi mantan. Setiap mau makan,
tidur, atau beraktivitas, kita masih teringat semua kenangan indah
bareng mantan—padahal sudah lewat tiga bulan. Mungkin nggak, sih, balik
lagi?
Mendingan....
-
Kalau memang masih sayang dan mantan belum punya gandengan baru,
berarti kita kudu usaha, dong. Jangan lupa introspeksi diri supaya
alasan putus dengan si dia nggak terulang lagi.
-
Kita nggak perlu buang-buang waktu jika mantan sudah move on. Mending
cari gebetan juga karena katanya, nih, obat paling ampuh buat ngobatin
kehilangan pacar adalah dengan mencari pacar baru, he he he....
Kasus 3: Teroris bernama mantan
Paling
susah menghadapi mantan si dia yang posesif. Sebagai cewek barunya,
kita pasti dianggap rendah oleh mantan si dia. Bisa jadi karena dia
belum rela kalau pacar memilih kita. Nggak heran segala bentuk teror dia
lancarkan demi merusak hubungan kita dan si dia—uh, bikin gemas!
Kasus 4: We're (not) family
Saat
pacaran bukannya nggak mungkin keluarga masing-masing menaruh harapan
besar pada hubungan kita dan si dia. Apalagi kalau kita ternyata sukses
mengambil hati keluarga si dia. Meski sudah putus (secara baik-baik)
nyokap atau adiknya masih sering menghubungi kita dan mengajak belanja
bareng.
Mendingan....
-
Kalau kita tidak merasa terganggu kenapa harus pusing memikirkan reaksi
mantan? Nikmati saja perhatian tulus dan kenyamanan yang ditawarkan
oleh mereka. Lagipula tambah saudara, kan, lebih menyenangkan ketimbang
menambah musuh, hi hi hi.
- Jika
keluarga mantan ternyata punya misi lain untuk 'menyatukan' kita dan si
dia berarti saatnya bicara. Jangan sampai keluarga orang lain yang
mengatur jalan hidup kita! Tapi lakukan dengan sopan supaya nggak ada
pihak yang sakit hati, ya....
Kasus 5: Kembali ke mantan
Kalau
kita bisa melihat masa depan, mungkin kita akan memilih nggak perlu
putus dengan si dia kalau akhirnya memutuskan jadian lagi—ehem! Biar
hubungan langgeng dan bisa lanjut ke tahap lebih serius, kita bakal
kerja ekstra, tuh.
Mendingan....
-
Saat putus dari si dia pasti kita sibuk tebar pesona untuk mencari the
perfect man. Kalau ternyata 'baliknya' ke mantan, mungkin tanpa disadari
kita dan si dia sudah sama-sama berubah. Jadi nggak perlu lagi, deh,
mengungkit-ungkit masa lalu kalau mau membangun masa depan.
-
Bila ternyata kita mentok di masalah yang sama ketika putus dari si
dia, jangan malu untuk memutuskan hubungan bila nggak ada solusi lain.
Anggap saja bagian dari perjalanan dan pendewasaan diri kita—kadang kita
kudu benar-benar jatuh supaya tetap ingat sakitnya.
Kasus 6: Mantan melirik sahabat
Kita
bisa tertawa ketika menonton 'perputaran' pasangan di serial Gossip
Girl. Begitu mantan pacar jadian dengan sahabat kita sendiri, baru, deh,
panik! Jangan-jangan mereka ngomongin kita dari belakang, atau risiko
paling nggak enak adalah kita bakal kehilangan sahabat gara-gara masalah
cowok—hiks!
Mendingan....
- Jatuh cinta
memang hak semua orang. Seandainya kita makan hati melihat kemesraan
mantan dan sahabat, mending ngomong terus terang. Beri tahu sahabat soal
ketidaknyamanan kita, siapa tahu sebenarnya dia juga pengen membahasnya
tapi nggak berani membuka pembicaraan.
-
Nggak perlu menceritakan semua kenangan kita dengan mantan kepada
sahabat, dan sebaliknya. Ketika hubungan mereka bermasalah kita pun kudu
berada di garis netral. Tapi sediakan kuping dan hati buat sahabat
ketika dia sedang sedih maupun gembira—dan dilarang iri!
Kasus 7: Mantan 'berubah'
Kita,
sih, nggak kaget kalau mantan pacar kita yang superkeren cepat dapat
gandengan baru. Suatu saat kita bertemu lagi dengan si mantan dan
dikenalkan dengan pacar barunya yang ternyata seorang cowok juga!
Gubrak...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar